
MAKALAH
“GLOBALISASI
DAN DAMPAKNYA TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL SUATU BANGSA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Prespektif Global yang Dibimbing oleh Bapak
Prof.DR.H.M.Sulthon Masyhud,M.Pd
dan Ibu Zetti Finali,S.Pd, M.Pd
Oleh
:
Kelompok
15
1. Rinda Amilia Putri 150210204005
2.
Ajeng Ernanda Ajizah 150210204065
3.
Asiyah Kari 150210204155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Globalisasi dan
Dampaknya Terhadap Sistem Pendidikan Nasional Suatu Bangsa’’.
Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.DR.H.M.Sulthon Masyhud,M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Prespektif
Global
2.
Ibu Zetti
Finali,S.Pd, M.Pd
Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaaat dan memberikan pengetahuan baru untuk calon pendidik. Akhir
kata,Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Jember, 1 Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR
ISI..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan dan
Manfaat............................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1
Tinjauan Pustaka................................................................................... 3
2.2
Pembahasan........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 13
3.2 Saran...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat
yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya
adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk
diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan
bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan
kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi
tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
negatif, pengaruh globalisasi meliputi segala aspek kehidupan terutama pada
masalah pendidikan di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apakah pengertian
globalisasi?
1.2.2 Apakah pengertian sistem
pendidikan Nasional?
1.2.3 Bagaimana
dampak globalisasi terhadap sistem pendidikan nasional suatu bangsa?
1.2.4 Bagaimana
upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan globalisasi di bidang
pendidikan?
1.3 Tujuan dan
Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian
globalisasi.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian sistem
pendidikan.
1.3.3 Untuk
mengetahui dampak globalisasi terhadap sistem pendidikan nasional suatu bangsa.
1.3.4 Untuk
mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan globalisasi di
bidang pendikan.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Tinjauan Pustaka
a.
Pengertian Globalisasi
Kata
globalisasi sebenarnya merupakan serapan dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris
globalization. Kata globalization sendiri sebenarnya berasal
dari kata global yang berarti universal yang mendapat imbuhan –lization yang bisa dimaknai sebagai
proses. Jadi dari asal mula katanya, globalisasi bisa diartikan sebagai proses
penyebaran unsur-unsur baru, baik berupa informasi, pemikiran, gaya hidup maupun teknologi secara mendunia.
Globalisasi diartikan
sebagai suatu proses dimana batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit
karena kemudahan interaksi antar negara, baik berupa pertukaran informasi, perdagangan,
teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk interaksi yang lain.
b.
Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Berdasarkan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem
Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen yang saling kait-mengait untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Dalam pengertian Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan: (1) komponen pendidikan, (2) hubungan kait mengait antar komponen,
dan (3) tujuan pendidikan nasional.
Komponen-komponen
pendidikan itu meliputi tiga kategori atau kelompok. Pertama, input atau
masukan pendidikan. Input pendidikan meliputi raw input (masukan kasar),
instrumental input (masukan instrumental), dan environmental input (masukan
lingkungan). Masukan kasar adalah peserta didik. Masukan instrumental meliputi
guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan. Masukan lingkungan meliputi
keadaan alam, sosial, ekonomi, budaya, dan politik, termasuk kebijakan
pendidikan pendidikan, baik lokal, nasional, maupun internasional. Kedua adalah
proses pendidikan. Komponen ini merupakan interaksi semua komponen pendidikan
tersebut. Peserta didik atau siswa, guru, kurikulum, dan sarana dan prasarana
pendidikan yang dipengaruhi oleh komponen lingkungan pendidikan tersebut. Proses
pendidikan, yakni proses belajar mengajar antara guru dengan siswa. Ketiga,
output dan outcome pendidikan atau keluaran dan hasil pendidikan. Keluaran
adalah hasil antara, dan outcome adalah hasil akhir pendidikan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dalam sistem pendidikan nasional.
Komponen Utama dan Komponen Penunjang
Kata-kata bijak menyebutkan bahwa “peserta didik
merupakan hal yang lebih penting dibandingkan dengan mata pelajaran yang
diajarkan”. Demikian juga dengan guru. pentingnya. Digumarti Baskara Rao ,
tokoh pendidikan dari India, menyatakan bahwa “good education requires good
teacher”. Terkait dengan guru, Bapak Pendidikan Bangsa Vietnam mengatakan bahwa
“No teacher, no education; No education, no social-economic development.” Tidak
ada guru, tidak ada pendidikan. Tidak ada pendidikan, tidak ada pembangunan
sosial-ekonomi. Kita diingatkan tentang pertanyaan Kaisar Hirohito ketika
meninjau Kota Nagasaki dan Hiroshima yang luluh lantak oleh bom atum dari
sekutu. Apa pertanyaan Kaisar? “Berapa guru yang tersisa? Komponen pendidikan
berikutnya adalah kurikulum. Ketiga komponen ini disebut sebagai tiga komponen
utama: guru, kurikulum, dan peserta didik. Proses pendidikan tidak akan terjadi
jika tidak ada ketiganya. Kalau tidak ada guru, siapa yang akan mengajar? Kalau
tidak ada kurikulum, apa yang akan diajarkan? Dan, kalau tidak ada siswa, siapa
yang akan diajar? Jadi tiga komponen pendidikan tersebut merupakan tiga
komponen utama. Bagaimana komponen yang lain? Misalnya sarana dan prasarana
pendidikan? Yang lain adalah komponen penunjang. Dalam arti bukan tidak
penting. Misalnya gedung sekolah, sebagai penunjang. Karena proses pendidikan
masih dapat berjalan di alam dengan sarana dan prasarana sederhana. Namun jika
sarana dan prasarana pendidikan lebih lengkap, tentu hasilnya akan lebih hebat.
Mutunya akan lebih meningkat.
Standar Nasional Pendidikan
(SNP)
Dalam
penyelenggaraan pendidikan, semua komponen pendidikan tersebut harus memenuhi
standar pelayanan minimal (SPM). Misalnya, guru pendidikan dasar dan menengah
minimal memenuhi kualifikasi D4 atau S1. Demikian komponen pendidikan yang
lain. Semua komponen pendidikan memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP
meliputi: (1) standar isi (kurikulum), (2) standar proses, (3) standar
kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar
sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian pendidikan.
Interaksi timbal balik antara semua komponen pendidikan
berupa proses pendidikan yang dapat dilihat khususnya interaksi antara guru
dengan siswa di dalam kelas. Ruang kelas ibarat microchip proses pendidikan
atau dalam istilah peberbangan dikenal dengan black box atau kotak hitam. Apa
yang terjadi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dalam microchip atau black
box tersebut, dengan menganalisis delapan standar nasional pendidikan tersebut.
Mengapa pesawat itu jatuh? Maka dicarilah penyebabnya dalam black box tersebut.
Dicarilah penyebabnya melalui microchip proses pendidikan. Standar pendidikan
yang manakah yang bermasalah? Standar isi atau kurikulumnyakah? Standar
prosesnyakah? Standar kompetensi lulusannyakah? Dan semua standar yang lainnya.
c.
Dampak Globalisasi Terhadap Sistem
Pendidikan Nasional Suatu Bangsa
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga
pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak
SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan
berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari
pengaruh globalisasi dalam pendidikan.
Dampak
positif globalisasi terhadap sistem pendidikan Nasional suatu bangsa :
a. Globalisasi akan membawa dunia
pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain
Globalisasi pendidikan terjadi secara mengglobal
atau mendunia, segala perubahan-perubahan aspek pendidikan terjadi di berbagai
negara termasuk Indonesia. Apabila perkembangan globalisasi dapat diikuti dan
disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas pendidikan Indonesia
memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-negara lain. Sehingga
pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau mampu bersaing dengan
negara-negara lain.
b. Pembelajaran
Berorientasikan Kepada Siswa
Dulu, kurikulum terutama didasarkanpada
tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang,kurikulum didasarkan pada tingkat
kemajuan siswa.KBK yang dicanangkan pemerintahtahun 2004 merupakan langkah awal
pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di
kelas yang kemudian disusul dengan KTSP kemudian kurikulum yang sekarang yaitu
kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyempurnakan KTSP. Di dalam kelas, siswa
dituntut untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Dulu hanya guru yang
memegang otoritas kelas.Berpidato di depan kelas,sedangkan siswa hanya
mendengar dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-ide nya
melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga
mampu menemukan konsep-konsep dan fakta sendiri.
c.
Semakin mudahnya akses informasi.
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan
teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses
informasi. Internet kini sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet,
masyarakat dapat mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat.
Informasi yang diakses tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh
dunia dapat diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan
bagi mereka untuk memperoleh sumber belajar lain, disamping dari buku dan
penjelasan guru.
d.
Adanya perubahan struktur pendidikan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Demi terselenggarakannya pendidikan yang
lebih bermutu dan berkualitas, tidak mungkin mempertahankan struktur dan metode
pendidikan yang sudah ada. Semua harus menyesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan saat ini. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi berupa media
pembelajaran berbasis komputer, internet atau sejenisnya. Selain itu diperlukan
juga evaluasi terhadap kurikulum yang sudah ada sehingga dapat dilakukan
pembenahan pada rancangan kurikulum selanjutnya. Pemanfaatan teknologi
baru, seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang luar biasa
dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik
pembelajaran di sekolah di Indonesia. Selain itu akibat kemajuan teknologi,
pola pengajaran pada dunia pendidikan pun juga turut berubah. Apabila dulu,
guru hanya menulis dengan sebatang kapur untuk menulis, menggambar sederhana
serta menggunakan media-media belajar sederhana, kini dengan komputer, tulisan,
gambar, suara, film dan lain-lain dapat digabungkan menjadi suatu proses
komunikasi materi belajar.
e.
Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang profesional dan
berstandar internasional dalam
bidang pendidikan.
Dalam
hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan dilakukan dilaksanakan
secara berkualitas dan mengikuti perkembangan arus globalisasi maka akan
menghasilkan lulusan yang siap kerja seuai dengan keahliannya, termasuk
dihasilkannya tenaga pendidik yang profesional dan berstandar internasional.
Hal ini tentunya akan membawa perkembangan positif bagi peserta didik yang
diajarnya kelak, yaitu dihasilkannya lulusan yang berkualitas.
Selain
dampak positif, globalisasi juga memiliki dampak negatif tehadap sistem
pendidikan Nasional suatu bangsa, berikut diantaranya :
a.
Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai
oleh pemilik modal.
Artinya, sekolah-sekolah dapat dijadikan
objek komersil seiring dengan berkembangan neoliberalisme yang melanda dunia.
Globalisasi bisa memaksa lliberalisasi menjadi sektor yang dulunya non-komersil
menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
adanya sekolah-sekolah yang masih memungut anggaran dari orang tua murid dengan
label uang komite atau uang sumbangan pembangunan. Maka rakyat dari kelas-kelas
menengah keatas dan mampu membayar lah yang dapat menikmati bangku pendidikan,
meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
namun persebarannya belum merata. Belum lagi BOS yang tidak sampai ke tempat
karena dikorupsi. Selain itu tak sedikit kampus-kampus yang menawarkan
pembelian Gelar dengan murah tanpa harus kuliah.
b.
Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada
teknologi, yang berdampak munculnya “tradisi serba instan”.
Dengan memanfaatkan internet sebagai media
pencari informasi, bisa didapat banyak keuntungan diantaranya adalah
mendapatkan informasi yang lengkap dan dalam waktu singkat. Namun hal ini justru
memicu dampak negatif tersendiri bagi penggunanya terutama bagi pelajar.
Terlalu bergantung pada internet cenderung membuat mereka menjadi semakin malas
karena tinggal akses internet mereka mendapat informasi yang mereka mau, tanpa
perlu bersusah payah observasi secara langsung.
c.
Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan
seharusnya harus dilaksanakan selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat
ini. Masih banyak dijumpai masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis
kemiskinan. Sehingga untuk menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik
memerlukan dana yan cukup besar. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program
kelas internasional di perguruan terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih
dari 50 juta, jauh lebih mahal jika dibandingkan denngan kelas biasa atau
reguler. Dengan demikian hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas
yang mapan. Dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam
dalam arus globalisasi yang semakin kencang dan dapat menyeret mereka ke dalam
kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah
mewah sementara saat masyarakat dari golongan ekonomi lemah harus bersusah
payah bahkan untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah biasa. Ketimpangan ini
dapat memicu kecemburuan yang dapat mengakibatkan konflok sosial.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat
masuknya budaya dari luar.
Globalisasi dapat menyebabkan masuknya
budaya atau percampuran budaya asing (akulturasi kebudayaan) dengan budaya asli
Indonesia. Jika bangsa Indonesia tidak siap menerima perubahan globalisasi,
maka bukan tidak mungkin Indonesia akan cenderung mengarah ke memudarnya
nilai-nilai kelestarian budaya. Salah satunya pemanfaatan dari internet yang
membawa dampak negatif, salah satunya adalah situs pornografi yang dapat
diakses oleh semua orang termasuk para siswa. Hal itulah merupakan awal dari
pergeseran budaya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang condong ke
adat ke-timuran yang menjunjung nilai-nilai moral dan kesopanan.
e. Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk
mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi
siswa. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan
sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan
seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti
viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6
Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi
meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs
pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
2.2 Pembahasan
Upaya
menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang Pendidikan.
Dalam kompetisi menghadapi era
globalisasi, Sumber Daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Jika
mereka ridak siap, maka akan tergilas oleh arus globalisasi, sebaliknya jika
mereka siap maka akan menjadi pemenang. Telah diketahui bersama bahwa
globalisasi mempunyai dampak positif yang bisa membawa perubahan yang lebih baik,
dan dampak negatif yang dapat menjadi boomerang khususnya dunia pendidikan di
Indonesia.
Di
dalam pendidikan seperti yang telah dibahas, maka tidak akan pernah luput dari
komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru),
peserta didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan.
a.
Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam hal
globalisasi, posisi guru disini adalah sebagai tenaga pendidik profesional,
yang mampu meningkatkan martabat, mampu melaksanakan dan mewujudkan pendidikan
nasional. Tujuan akhirnya tidak lain adalah mengembangkanpotensi peserta didik agar
tidak hanya menjadi individu yang terampil dan cerdas, namun juga beriman dn
bertakwa.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab
atas peningkatan moral pelajar. Oleh karena itu tugas guru tidak terbatas pada
kegiatan mengajar, tapi yang terpenting adalah mencetak karakter murid. Selain
itu dengan berkembangnya bidang teknologi informasi, guru harus memiliki
kemampuan untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin guna menunjang aktifitas
mengajarnya di kelas.
b.
Peserta didik (siswa)
Tugas utama seorang siswa adalah belajar.
Selain itu, dalam era globalisasi seperti ini, siswa harus mampu memilah-milah
mana yang baik dan mana yang buruk. Terlebih lagi mereka yang dalam masa-masa
labil, masa-masa dimana selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru. Disinilah
siswa harus benar-benar memilih pilihan yang tepat. Akses internet memang
sangat bermanfaat jika digunakan untuk keperluan yang bermanfaat misalnya untuk
bahan belajar, namun jika internet digunakan untuk hal-hal negatif seperti
akses video porno, hal ini justru akan berdampak buruk bagi perkembangan siswa.
c.
Orang Tua (Keluarga)
Orang tua atau keluarga sebagai tempat
pendidikan awal bagi anak sebelum mereka dikenalkan denga dunia luar harus
memberikan dasar-dasar pendidikan kepada anak yang nantinya akan
menentukan pertumbuhan serta perkembangan anak di masa mendatang. Selain itu
orang tua juga wajib melakukan kontrol terhadap kegiatan anak, karena apabila
tidak diawasi akan mengarahkan anak menjadi suatu pribadi dan perilaku yang tak
terkontrol.. Mencari kegiatan anak tidak harus mlakukan pengawasan setiap
detik, namun dapat dilakukan dengan menanyakan siapa teman bermain, menanyakan
keadaan anak pada guru di sekolah dan lain sebagainya.
d.
Lingkungan.
Lingkungan dapat mengakibatkan perubahan
perilaku dan kepribadian seseorang, karena disinilah segala pengaruh timbul,
baik dari teman sebaya ataupun orang lain. Untuk itu pemilihan lingkungan
sangat penting dalam mengahadapi arus globalisasi yang akan berdampak pada
dunia pendidikan. Karena kewajiban terpenting kita adalah berinteraksi
dengannya.
e. Pemerintah
Disamping komponen-komponen pendidikan,
pemerintah sebagai pengatur aktifitas negara termasuk pendidikan juga harus
segera mencari pemecahan dari permasalahan yang dapat mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang mahal masih menjadi
permasalahan yang tak kunjung selesai hendaknya pemerintah menjadikan
pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan pendidikan
yang murahan. Memang di berbagai daerah sudah banyak sekolah unggulan yang
berkualitas dan bebas biaya. Namun hal tersebut baru merupakan kebijakan
regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika pemerintah pusat menerapkan
kebijakan tersebut di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Untuk
mewujudkannya, yang pertama dilakukan adalah pembenahan dalam sektor
birokrasinya. Korupsi harus segera diberantas, karena korupsilah aliran dana
yang seharusnya digunakan untuk pembenahan dunia pendidikan jadi tersendat atau
tidak sampai ditempat.
BAB
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
Globalisasi adalah proses penyebaran
unsur – unsur baru, baik berupa informasi, pemikiran, gaya hidup maupun
teknologi secara mendunia tanpa mengenal batas wilayah suatu negara karena
mudahnya interaksi antar negara dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat
pesat.
2.
Sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan di pakai untuk
melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar
tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang
diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
3.
Globalisasi membawa dampak terhadap sistem pendidikan di Indonesia yaitu dampak
positif dan dampak negatif. Maka kita harus mampu memilah mana dampak positif
dan mana dampak negatif,yang positif kita serap dan yang negatif harus kita
hindari.
4.
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata antara kota dengan
daerah tertinggal dan yang semakin buruk adalah sistem pendidikannya yang
sekular-materialstik.Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi globalisasi di
bidang pendidikan yaitu harus ada kolabarasi antara pendidik,peserta
didik,keluarga,dan lingkungan dalam proses belajar mengajar.
3.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
Agar para orang tua lebih memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal
pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.
2.
Pemerintah harus memberikan dana yang cukup untuk keperluan pendidikan dan
pemeratraan pendidikan di daerah tertinggal.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar