- See more at: http://waisarifin.blogspot.co.id/2012/11/cara-membuat-efek-daun-musim-gugur-di.html#sthash.Ag7uoFdO.dpuf
Welcome to my blog. Enjoy your journey

Minggu, 05 Juni 2016

Periodisasi dan Perkembangan Bimbingan konseling di Indonesia

logo unej.jpg
MAKALAH
Periodisasi dan Perkembangan Bimbingan konseling di Indonesia

                    
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama Anggota :
Ari Tri Wulandari  (150210204003)
Rinda Amilia Putri (150210204005)
Fara Himmatur R   (150210204007)
Tri Ayu Wulansari (150210204012)








Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2015

Perodisasi dan Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia

Istilah Bimbingan dan Konseling sudah sangat popular saat ini, bahkan peranannya sangat penting dalam sistem pendidikan kita.  Ini semua terbukti karena Bimbingan dan Konseling telah dimasukkan dalam kurikulum dan bahkan merupakan ciri khas dari  kurikulum SMP dan SMA/SMK di seluruh Indonesia. Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita, mengingat bahwa Bimbingan dan Konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat, dan kemampuannya).
Konsep bimbingan dan konseling telah lama dikenal manusia melalui sejarah. Sejarah tentang “developing one’s potential” (pengembangan potensi individu) dapat ditelusuri dari masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan tentang upaya-upaya untuk mengembangkan dan memperkuat individu melalui pendidikan, sehingga mereka dapat mengisi peranannya di masyarakat. Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat distimulasi dan dibimbing ke arah tujuan-tujuan yang berguna, bermanfaat, atau menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat.
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti “dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.

Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia
            Perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan usaha-usaha pemerintah. Penggunaan istilah Guidance dan Counseling di Indonesia yang tetap menggunakan istilah yang disingkat GC,  Bimbingan dan Penyuluhan yang disingkat BP. Sekarang secara nasional disebut Bimbingan dan Konseling dengan singkatan BK.
BK secara formal dibicarakan oleh para ahli pada tahun 1960. Tetapi di Yogyakarta pada tahun 1958, Drs. Tohari Musnamar, dosen IKIP Yogyakarta telah mempelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kalinya di SMA Teladan Yogyakarta. Tahun 1960 diadakan konferensi FKIP seluruh Indonesia di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukan dalam FKIP. Pada tahun 1961 mulai diadakan layanan bimbingan dan konseling diseluruh SMA Teladan di Indonesia, sejak saat itulah BK di Indonesia dimulai.
Pada kurikulum 1975 untuk sekolah umum, dan kurikulum 1976 untuk sekolah kejuruan dicantumkan secara tegas bahwa layanan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan disetiap sekolah. Perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah di Indonesia sangat dirasakan perlu dan pentingnya ada pembimbing khusus mengenai bimbingan dan konseling di sekolah.
Perumusan dan pencantuman resmi dalam rencana pembelajaran SMA disusul dengan berbagai pengembangan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Puncaknya didirikannya jurusan bimbingan dan penyuluhan di FKIP negeri. Salah satunya adalah UPI pada tahun 1963. Usaha mewujudkan sistem sekolah pembangunan dilaksanakan melalui proyek pembaharuan pendidikan yang diberi nama Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) yang diuji coba di delapan IKIP.
Secara formal BK diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975, yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan integral dalam sistem pendidikan di sekolah. Tahun 1975 bergiri Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. Dalam dekade tahun 80an bimbingan diupayakan agar lebih mantap untuk mewujudkan layanan bimbingan yang profesional dengan penyempurnaan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 telah di dalamnya dimasukkan bimbingan karir.
 Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa didiik untuk mengabdi emi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajun bangsa   Indonesia melalui pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

Perodisasi Bimbingan Konseling di Indonesia
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang periodisasi perkembangan gerakan bimbingan dan konseling, di Indonesia  ada melalui   lima periode, yaitu periode prawancara, pengenalan, permasyarakatan, konsolidasi, dan tinggal landas.
         Periode I dan II: (Sebelum 1960 sampai 1970-an) Prawacana dan Pengenalan
Pada periode prawacana (periode I) pembicaraan tentang konseling (istilah yang dipakai semula bimbingan dan penyuluhan, disingkat BP) telah dimulai, terutama oleh para pendidik pernah mempelajari di luar negeri. Periode awal ini berpuncak pada dibukanya jurusan Bimbingan dan Penyuluhan (BP) pada tahun 1963 (periode II) di IKIP Bandung (sekarang UPI). Pembukaan jurusan ini menandai dimulainya periode kedua yang secara langsung memperkenalkan pelayanan BP kepada masyarakat akademik dan masyarakat pendidik serta membina tenaga untuk melaksanakannya.
         Periode III (1970 sampai 1990-an) Pemasyarakatan
Puncak dari periode kedua, dan sekaligus sebagai awal dari periode ketiga ialah diberlakukannya Kurikulum 1975 (periode III) untuk Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Kurikulum baru ini secara resmi mengintegrasikan ke dalamnya pelayanan BP untuk siswa. Seiring dengan menyatunya BP ke sekolah, terbentuk pula organisasi profesi BP dengan nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) pada tahun 1975 (periode III). Dalam pemberlakuan Kurikulum 1984 (kira-kira 10 tahun setelah kurikulum 1975) pelayanan BP difokuskan pada bidang bimbingan karier (periode III) melalui paket-paket yang disusun secara khusus. Dalam kaitan itu berkembang pemahaman yang mengindentikkan bimbingan karier dengan bimbingan penyuluhan, sehingga pada waktu itu ada istilah BK/BP.
         Periode IV: Konsolidasi (1990-2000)
Situasi yang kurang menggembirakan pada akhir 1980- awal 1990-an saat i, IPBI sebagai organisasi profesi yang ikut bertanggung jawab atas kebenaran profesi konseling dan mutu pelayanannya, berusaha keras untuk mengubah kebijakan “BP oleh semua guru” itu         
Keadaan seperti itu harus direformasikan. Upaya ini menandai mulainya periode keempat, yaitu konsolidasi. Dalam periode ini sangatlah diharapkan seluruh perangkat profesi, baik segi keilmuannya, para pelaksana, maupun pelaksanaannya di lapangan dikonsolidasi sehingga menjadi satu kesatuan sosok profesi yang utuh dan berwibawa. Sejumlah hal dapat dicatat sebagai butir-butir yang menandai periode ini (periode IV), yaitu:
1.      Diubahnya secara resmi kata penyuluhan menjadi konseling, istilah yang dipakai sekarang adalah: bimbingan dan konseling, disingkat BK.
2.      Pelayanan BK di sekolah hanya dilaksanakan oleh guru pembimbing yang secara khusus ditugasi untuk itu tidak lagi oleh sembarang guru yang dapat ditugasi sebagai guru pembimbing.
3.      Mulai diselenggarakan penataran (nasional dan daerah) untuk guru-guru pembimbing
4.      Mulai adanya formasi untuk pengangkatan menjadi guru pembimbing
5.      Pola pelayanan BK di sekolah “dikemas” dalam “BK pola-17”.
6.      Dalam bidang kepengawasan sekolah dibentuk kepengawasan bidang BK.


Bimbingan Berdasarkan Pancasila
Bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan mempunyai tanggung jawab yang amat besar dalam mewujudkan manusia pancasila. Karena itu seluruh kegiatan bimbingan di Indonesia tidak lepas dari Pancasila baik secara konseptual maupun operasional. Secara singkat dapat dikatakan bahwa hakikat bimbingan berdasarkan Pancasila adalah keseluruhan upaya bimbingan yang bertitik tolak dari manusia Pancasila, dilaksanakan oleh pembimbing Pancasilais, untuk membantu terbimbing dalam mewujudkan diri sebagai manusia Pancasila, dan berlangsung melalui proses, dan suasana yang sesuai dengan Pancasila.





















Daftar Pustaka



0 komentar:

Posting Komentar