
MAKALAH
“TEORI
CLASSICAL CONDITIONING (PENGONDISIAN
KLASIK) IVAN PAVLOV”
Tugas
Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran Yang
Dibimbing Oleh Bapak Drs. Mutrofin ,M.Pd.
Oleh:
Kelompok 1
Rinda Amilia Putri 150210204005
Sifa Masruroh 150210204044
Sinta Dwi Lestari 150210204045
Ajeng Ernanda Ajizah 150210204065
Andika Dian Pratama 150210204077
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan
pembelajaran Sekolah Dasar dengan judul “TEORI
CLASSICAL CONDITIONING (PENGONDISIAN
KLASIK) IVAN PAVLOV”
Kami menyusun makalah ini
berdasarkan data-data maupun referensi yang kami peroleh. Kami menulis makalah
ini guna memenuhi tugas dari dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran Sekolah Dasar dan kami selaku penulis tidak lupa mengucapakan
terima kasih kepada :
1.
Kedua
orang tua yang telah membimbing kami sejak kecil dan memberikan media
pembelajaran baik material maupun non material.
2.
Dosen
pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.
3.
Semua
pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami akan menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari seluruh
pembaca yang membaca karya tulis ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Jember, Maret 2016
Penyusun
|
BAB
I PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
Dalam
ilmu psikologi , teori belajar selalu dihubungkan dengan stimulus – respons dan
teori – teori tingkah laku yang menjelaskan respons makhluk hidup dihubungkan
dengan stimulus yang didapat dalam lingkungannya. Proses yang menunjukkan
hubungan yang terus menerus antara respons yang muncul serta rangsangan yang
diberikan dinamakan proses belajar ( Tan, 1981;91 dalam buku Psikologi Umum
Alex Sobur).
Salah satu teori belajar yang menghubungkan
antara stimulus dan respons adalah teori conditioning yang dikenalkan oleh Ivan
Petrovich Pavlov (1849-1936) seorang behavioristik terkenal dengan teori
pengkondisian asosiatif stimulus-respon. Pavlov lulus sebagai sarjana
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Ivan Palvov meraih penghargaan nobel
pada bidang Physiology or Medicine tahun1904. Karyanya mengenai pengkondisian
sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika.
BAB II. PEMBAHASAN
II. Teori Conditioning
Bentuk paling sederhana dalam belajar adalah conditioning.
Karena conditioning sangat sederhana bentuknya dan sangat luas sifatnya, para
ahli sering mengambilnya sebagai contoh untuk menjelaskan dasar dasar dari
semua proses belajar. Peletak dasar teori conditioning adalah Ivan Petrovich
Pavlov. Secara kebetulan Conditioning refleks (psychic refleks) ditemukan oleh Pavlov pada
waktu ia sedang mempelajari fungsi perut dan mengukur cairan yang dikeluarkan
dari perut ketika anjing (sebagai binatang percobaannya) sedang makan.
Ketika Pavlov mengukur sekresi perut
saat anjing merespon bubuk makanan dia melihat bahwa hanya dengan melihat
makanan telah menyebabkan anjing mengeluarkan air liur. Selain itu ketika
anjing mendengar langkah kaki peneliti juga mengeluarkan air liur. Pada awalnya
Pavlov menganggap respons tersebut sebagai reflek “psikis”.
Gambar 1. Selang
yang dimasukkan lewat pipi anjing. Ketika anjing mengeluarkan air liur dan
dikumpulkan pada tabung percobaan dan kuantitasnya dicatat di drum yang
berputar ke kiri
|
Selanjutnya ia mengembangkan dan mengeksplorasi
penemuannya dengan mengembangkan studi perilaku (behavior study)
yang dikondisikan, yang kemudian dikenal dengan Classical Conditioning.Conditioning
adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan organisme memberikan respon
terhadap suatu rangsang yang sebelumnya tidak menimbulkan respon itu, atau
suatu proses untuk mengintroduksi berbagai reflek menjadi sebuah tingkah laku.
Jadi classical conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses
persyaratan (conditioning process).
III. Eksperimen Teori Belajar Ivan Pavlov
Dalam eksperimen ini Pavlov ingin membuktikan bahwa belajar
adalah suatu pengkondisian sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang selama ini
disangka sebagai reflek “psikis“ dan tidak dapat dikendalikan seperti keluarnya
air liur dalam percobaannya.
A. Refleks Yang Dikondisikan
Unsur pokok yang dibutuhkan dalam melahirkan Pengkondisian
Pavlovian atau Pengkondisian Klasik adalah
1. Unconditioned
Stimulus( US ) / Stimulus yang tak dikondisikan untuk menimbulkan respon
alamiah atau otomatis dari organisme.
2. Uncoditioned
Response ( UR ) / Respon yang tak dikondisikan atau respon alamiah yang timbul
akibat adanya stimulus yang tak dikondisikan ( US ).
3. Conditioned
Stimulus ( CS ) / Stimulus yang dikondisikan merupakan stimulus netral yang
tidak menimbulkan respon alamiah atau otomatis pada organisme.
4. Conditioned
Response ( CR ) / Respon yang dikondisikan yang timbul akibat adanya campuran
atau kombinasi antara stimulus yang tak dikondisikan dengan stimulus yang
dikondisikan.
Untuk memproduksi CR maka CS dan US harus dipasangkan
beberapa kali. Prosedur ini digambarkan dalam diagram sebagai berikut :
Prosedur
training : CS – US – UR
Demonstrasi
Pengkondisian : CS ( disajikan sendiri ) – CR
|
Pavlov mencontohkan pengkondisian tersebut US adalah
larutan asam, UR adalah air liur dan CS adalah suara. Suara, tentu saja secara
normal tidak akan menyebabkan anjing berliur, tetapi setelah dipasangkan dengan
larutan asam, suara memiliki kemampuan untuk menyebabkan anjing mengeluarkan
air liur. Pengeluaran air liur akibat mendengarkan suara adalah CR.
Contoh lainnya dalam pembelajaran
Ketika praktik didalam laboratorium guru menyuruh siswa
membuka aplikasi excell (US), dan guru mengetik pada excell (CS)kemudian siswa
membuka aplikasi excell seperti yang diperintahkan guru dan mengetik sesuai
dengan contoh (UR), dan perilaku tersebut dilakukan guru dalam dua pertemuan,
ketika pertemuan ke tiga guru langsung mengetik dokumen pada excell (CS) dan
secara langsung siswa mengikuti membuka aplikasi excell dan mengetik di excell
tanpa disuruh (CR). Seandainya CS tidak dipasangkan dengan US maka siswa akan
kebingungan dan bertanya maksud guru mengetik seperti yang dicontohkan.
Sehingga Pavlov berpendapat bahwa UR dan CR selalu merupakan jenis respons yang
sama jika UR adalah keluarnya air liur maka CR juga keluarnya air liur atau
siswa yang mengikuti guru membuka aplikasi excell dan mengetik di excell.
B. Pengkondisian Tingkat Tinggi
Setelah CS dipasangkan dengan US beberapa kali, ia dapat
dipakai seperti US. Dalam artian CS setelah dipasangkan beberapa kali dengan
US, CS akan mengembangkan penguatan sendiri dan dapat dipasangkan dengan CS
kedua untuk menghasilkan CR.
Contoh
Kedipan cahaya (CS) dengan penyajian makanan (US) setelah
beberapa kali dipasangkan penyajian cahaya saja akan menyebabkan anjing
mengeluarkan liur sebagai respon yang dikondisikan (CR). Sekarang kedipan
cahaya itu (CS1) sudah dapat menimbulkan air liur dan dapat dipasangkan dengan
CS kedua misal suara dengungan dan dikondisikan sama dengan awal. Suara
dengungan disajikan (CS2) dan kemudian disajikan cahaya,tetapi dalam pengkondisian
kedua penyajian makanan (US) sudah tidak dipakai. Setelah beberapa kali
dipasangkan dengungan suara (CS2) saja sudah menyebabkan hewan mengeluarkan air
liur.
Contoh lainnya dalam pembelajaran
Ketika praktik guru menyuruh siswa membuka aplikasi excell
(US), dan guru mengetik pada excell (CS)kemudian siswa membuka aplikasi excell
seperti yang diperintahkan guru dan mengetik sesuai dengan contoh (UR), dan
perilaku tersebut dilakukan guru dalam dua pertemuan, ketika pertemuan ke tiga
guru langsung mengetik dokumen pada excell (CS) dan secara langsung siswa
mengikuti membuka aplikasi excell dan mengetik di excell tanpa disuruh (CR).
Seandainya CS tidak dipasangkan dengan US maka siswa akan kebingungan dan
bertanya maksud guru mengetik seperti yang dicontohkan. Pada pertemuan ke empat
Guru langsung menyampaikan melanjutkan materi berikutnya (Sebagai CS baru /
CS2) dan Guru langsung mengetik di excell (CS1), tanpa menyuruh siswa membuka
aplikasi excell (US), setelah dilakukan dalam dua pertemuan, pada pertemuan
berikutnya ketika guru menyampaikan materi berikutnya secara spontan siswa
langsung membuka excell kemudian mengetik seperti apa yang dicontohkan guru.
Dalam contoh diatas CS pertama dipakai seperti US yang berfungsi menghasilkan
respons yang dikondisikan. Dan ini dinamakan pengkondisian tingkat kedua. CS
pertamasecondary reinforcer (penguat
sekunder) yang digunakan untuk mengkondisikan stimulus baru, karena penguat
sekunder (CS 1) tidak dapat berkembang tanpa US, maka US dinamakan primary reinforcer (penguat primer).
C. Generalisasi
Rangsangan yang sama akan menghasilkan tindak balas yang
sama. Ilustrasi dari Generalisasi seorang anak kecil merasa sangat takut pada
anjing besar dan galak. Tentu anak tersebut akan memberi respon rasa takut pada
semua anjing Tapi melalui penguatan rentang stimulus rasa takut menjadi
menyempit hanya pada anjing yang galak saja. Dalam kasus ini ketika anak kecil
tersebut melihat anjing berukuran agak besar anak tersebut sedikit takut karena
tidak terlalu galak tetapi ketika melihat anjing yang berukuran besar maka anak
kecil tersebut semakin sangat takut karena dia merasa anjing tersebut galak.
Jadi semakin mendekati stimulus maka respon semakin besar
D. Diskriminasi
Lawan dari generalisasi adalah diskriminasi. Diskriminasi
berlaku apabila individu berkenaan dapat membedakan atau mendiskriminasi antara
rangsangan yang dikemukakan dan memilih untuk tidak bertindak atau bergerak
balas. Contoh Ilustrasi : Anak kecil yang takut pada anjing galak, maka akan
memberi respon rasa takut pada setiap anjing, tapi ketika anjing galak terikat
dan terkurung dalam kandang maka rasa takut anak itu menjadi berkurang.
E. Pelenyapan Eksperimental
Pelenyapan terjadi ketika CS terus dihadirkan mengikutkan US
, maka CR secara perlahan akan lenyap. Contoh Guru yang awalnya memulai
pelajaran (misalnya sains) dengan senyum dan ramah (CS) serta mengawali
pelajaran dengan memberi apersepsi atau pun motivasi (US) sebelum memberikan
materi pelajaran ataupun latihan soal dirasa siswa itu merupakan stimulus yang
dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar (CR). Namun bila kemudian hari
guru tersebut masuk dengan senyum dan tanpa memberikan apersepsi dan motivasi
dan langsung memberikan latihan soal, maka mungkin minat dan motivasi siswa untuk
belajar dapat berkurang dan bila kondisi tersebut terjadi berulang-ulang dalam
waktu lama, maka kemungkin besar minat siswa untuk belajar dapathilang.Maka pada
titik tersebut pelenyapan terjadi ketika CS disajikan tanpa diikuti
dengan penguatan.
Secara garis besar teori belajar menurut Ivan Pavlov adalah :
1.
Law of Respondent Conditioning yakni
hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara
simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan
stimulus lainnya akan meningkat.
2.
Law of Respondent Extinction yakni
hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui
Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya
akan menurun.
IV. Iradiasi Dan Konsentrasi
Pavlov menggunakan istilah analyser untuk mendeskripsikan
jalur dari satu reseptor indrawi ke area otak tertentu. Suatu analyser terdiri
dari reseptor indrawi, yang diproyeksikan ke beberapa area otak dan menimbulkan
eksitasi di area itu. Pada awalnya terjadi iradiasi
eksitasi dengan
kata lain eksitasi ini akan meluber ke area otak lain di dekatnya dan ini yang
dipakai Pavlov untuk menjelaskan generalisasi.
Pavlov juga menemukan bahwa konsentrasi adalah sebuah proses yang
berlawanan dengan iridiasi, mengatur eksitasi dan hambatan. Dia menegaskan
bahawa dalam situasi tertentu baik itu eksitasi maupun hambatan
dikonsentrasikan pada area spesifik di otak. Proses konsentrasi ini dipakai
untuk menjelaskan diskriminasi.
V. Pengkondisian Eksitatoris Dan Inhibitoris
Pavlov mengidentifikasi dua tipe umum dari pengkondisian
yaitu :
1.
Excitatory Conditioning / Pengkondisian
Eksitatoris akan tampak ketika pasangan US dan CS menimbulkan suatu respon.
Seperti yang dicontohkan Pavlov sebuah bel (CS) yang dipasangkan berulang kali
dengan makanan (US) sehingga penyajian CS (bel) akan mengeluarkan air liur
(CR),
2.
Conditioned Inhibition / Pengkondisian
Inhibitoris akan tampak ketika CS menghambat atau menekan suatu respon (
pencegahan munculnya CR karena CS ). Contohnya adalah untuk memudarkan CR
berupa kebosanan siswa dalam mempelajari IPA. Dalam kondisi ini IPA adalah CS
positif. Inhibitoris bisa dilakukan dengan menggabungkan IPA dengan penggunaan
media. IPA dan penggunaan media merupakan CS negatif untuk mencegah munculnya
CR ( kebosanan). Jadi pembelajaran IPA dengan menggunakan media dapat mencegah
kebosanan.
VI. Aplikasi Teori Classical Conditioning Dalam Pendidikan
A. Pendapat Ivan Pavlov Tentang Pendidikan
Prinsip pengkondisian klasik dapat dipakai dalam dunia
pendidikan, ketika kita dapat mengatakan bahwa setiap kali kejadian netral
dipasangkan dengan kejadian bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik. Ketika
belajar matematika dalam dalam situasi yang menegangkan dan guru galak mungkin akan
menyebabkan munculnya sikap negatif terhadap matematika seperti matematika
adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Karena aversi (perasaan tidak
setuju yg disertai dorongan untuk menarik diri atau menghindar) yang kuat
terhadap suatu situasi dapat muncul apabila pengalaman negatif diasosiasikan
dengan situasi itu (efek garcia), jadi ketika siswa belajar matematika dalam
keadaan menegangkan dan guru galak siswa dengan sendirinya akan menghindari
pelajaran matematika karena kondisi kondisi dalam kelas yang buruk. Meskipun
pengaruh pengkondisian klasik di dalam pendidikan cukup kuat tetapi pengaruh
itu bersifat insidental (terjadi atau dilakukan hanya pd kesempatan atau waktu
tertentu saja; tidak secara tetap atau rutin; sewaktu-waktu), jadi modifikasi sikap
dan emosi terhadap belajar berdasarkan pengkondisian klasik harus dilakukan
dengan hati-hati agar mendapatkan program pendidikan yang benar-benar efektif
dan tidak berdampak negatif bagi peserta didik.
B. Aplikasi Teori Classical Conditioning Dalam Pembelajaran
Setelah banyak orang mengakui teori Paplov bermanfaat di
dunia psikologi, banyak ahli pendidikan baru mulai memanfaatkan teorinya untuk
mengembangkan atau memberikan kontribusi pada psikologi pendidikan pada umumnya
dan teori belajar khususnya. Menurut teori conditioning belajar adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan rekasi (respon). Untuk menjadikan seseorang itu belajar
haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar
menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. Yang
diutamakan dalam teori ini ialah belajar yang terjadi secara otomatis. Segala
tingkah laku manusia tidak lain adalah hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan
kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat tertentu yang dialaminya dalam
kehidupannya. pemberian tanda, stimulus dan respons yang tidak dikondisikan
sebagai hasil proses instingtual,
sedangkan hubungan dikondisikan disebabkan latihan. Latihan menyebabkan
perubahan tingkah laku, terutama perubahan neuron atau sel-sel syaraf, demikian
pula dalam hal belajar, manusia tidak hanya mengenal latihan, tetapi juga
belajar (dengan konsep lain). Konsep simbol dalam belajar pada diri manusia
menyebabkan perbedaan antara manusia dengan hewan. Manusia memiliki pikiran dan
perasaan, bukan hanya insting seperti yang dimiliki binatang.
C. Prinsip Prinsip Teori Belajar Pengkondisian Klasik
Pavlov
Prinsip prinsip belajar menurut teori Classical Conditioning adalah sebagai berikut :
1.
Belajar adalah pembentukan kebiasaan
dengan cara menghubungkan/mempertautkan antara perangsang (stimulus) yang lebih
kuat dengan perangsang yang lebih lemah.
2.
Proses belajar terjadi jika ada
interaksi antara organisme dengan lingkungan
3.
Belajar adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan
respons
4.
Belajar erat hubungannya dengan prinsip
penguatan kembali atau dengan perkataan lain dan ulangan dalam hal belajar
adalah penting
5.
Setiap perangsang akan menimbulkan
aktivitas otak US dan CS akan menimbulkan aktivitas otak. Aktivitas yang
ditimbulkan US lebih dominan daripada yang ditimbulkan CS. Oleh karena itu US
dan CS harus di pasang bersama-sama, yang lama kelamaan akan terjadi hubungan.
VII. Kelebihan Dan Kelemahan Classical Conditioning
Adapun kelebihan dan kekurangan conditioning klasik adalah :
A. Kelebihan
1.
Cocok diterapkan untuk pembelajaran yang
menghendaki penguasaan ketrampilan dengan latihan. Karena dalam teori ini menghadirkan
stimulus yang dikondisikan untuk merubah tingkah laku pebelajar.
2.
Memudahkan pendidik dalam mengontrol
pembelajaran sebab individu tidak menyadari bahwa dia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.
B. Kelemahan
1.
Teori ini menganggap bahwa belajar
hanyalah terjadi secara otomatis ( ketika diberi stimulus yang sudah ditentukan
pebelajar langsung memberikan respon ) keaktifan pebelajar dan kehendak pribadi
tidak dihiraukan
2.
Teori ini juga terlalu menonjolkan
peranan latihan/kebiasaan padahal individu tidak semata-mata tergantung dari
pengaruh luar yang menyebabkan individu cenderung pasif karena akan tergantung
pada stimulus yang diberikan.
3.
Teori conditioning memang tepat kalau
kita hubungkan dengan kehidupan binatang. dalam teori ini, proses belajar
manusia dianalogikan dengan perilaku hewan sulit diterima, mengingat perbedaan
karakter fisik dan psikis yang berbeda antar keduanya. Karena manusia memiliki
kemampuan yang lebih untuk mendapatkan informasi. Oleh karena itu, teori ini hanya
dapat diterima dalam hal-hal belajar tertentu saja; umpamanya dalam belajar
yang mengenai skill (keterampilan) tertentu dan
mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil
DAFTAR
PUSTAKA
Suranto.
2015. Teori Belajar & Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta: Laksbang
PRESSindo.
0 komentar:
Posting Komentar