MAKALAH
“TEKNIK NON TES (OBSERVASI DAN ANGKET) UNTUK MEMAHAMI PESERTA DIDIK”
Makalah Ini Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik Yang Dibimbing
Oleh Ibu Dra. Rahayu ,M.Pd.
Oleh :
KELOMPOK
7
Rinda Amilia P. (150210204005)
Sifa Masruroh (150210204044)
Sinta Dwi L. (150210204045)
Ajeng Ernanda A. (150210204065)
Andika Dian Pratama (150210204077)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami haturkan kepada Allah SWT . Karena atas limpahan rahmat, taufiq,
serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “TEKNIK NON TES (OBSERVASI DAN
ANGKET) UNTUK
MEMAHAMI PESERTA DIDIK” dengan baik dan tepat
sesuai jadwal yang ditentukan.
Ucapan
terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Dra. Rahayu ,M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Atas bimbingannya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tentunya untuk memahami Teknik-teknik
Non Tes yang digunakan dalam memahami peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, namun kami
selalu berusaha untuk selalu meningkatkan pengetahuan kami agar dapat membuat
karya tulis yang lebih baik lagi.
Demikian
semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya.
Jember,
15 Maret 2016
Penyusun
PEMBAHASAN
Setiap
peserta didik, aktif dan berkembang menurut polanya sendiri-sendiri karena
setiap mereka mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat pribadi yang disebut
sebagai individual defferences.Pengenalan dan pemahaman individu akan menjadi kunci
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sebab dengan mengenali dan memahami
peserta didik, seorang pendidik akan mampu menentukan cara atau metode yang
akan dipilih sesuai dengan karakteristik individu peserta didik. Pengenalan dan
pemahaman yang baik terhadap peserta didik ini pada ujungnya akan membantu para
peserta didik agar dapat berkembang secara optimal dalam proses pendidikannya. Usaha pengenalan dan pemahaman terhadap individu peserta didik
dilakukan dengan melakukan pengumpulan data/keterangan yang selengkap –
lengkapnya mengenai peserta didik dan lingkungannya
Pada
dasarnya teknik pengenalan dan pemahaman individu dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu: teknik tes dan teknik nontes. Pada bagian ini, kita hanya akan
membahas tentang teknik nontes sebagai teknik mengenal dan memahami individu.
Teknik
nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa
dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan
data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar
siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya
mengenai diri siswa, dan lainnya. Teknik nontes yang akan kita bahas
bersama dalam unit 4 ini adalah: observasi, angket, wawancara, dan sosiometri.
Namun dalam makalah ini hanya akan membahas 2 macam teknik non tes yaitu
observasi dan angket saja.
A.
OBSERVASI
Pemahaman
terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai teknik pengumpulan
data.Salah satunya adalah teknik observasi/pengamatan.Observasi merupakan
teknik yang sederhana dan tidak menuntut keahlian yang luar biasa untuk dapat
melakukannya.Teknik ini dapat dilakukan secara terencana atau pun insidental.
Observasi yang terencana, dipersiapkan secara sistematis baik mengenai waktu, tujuan,
alat maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Observasi insidental dilakukan
sewaktu-waktu bilamana terjadi sesuatu yang menarik. Proses observasi atau
pengamatan ini memerlukan kecermatan sehingga diperoleh data tingkah laku yang
objektif.
1. Pengertian Observasi
Observasi
atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau
informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak
langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh
data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa
yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Gulo (2005) mengatakan bahwa
pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
pengamatan.
2. Jenis Teknik Observasi
Pada
intinya pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dilakukan dengan melihat,
mendengarkan, merasakan, dan kemudian mencatat. Menurut cara dan tujuannya,
observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam.
1. Observasi
partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat)
dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diobservasi(observee).
2. Observasi
sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih dahulu aspek-aspek yang
akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat yang dipakai.
3. Observasi
eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja
diadakan.
Berdasarkan
hubungan observer (pengamat) dengan kelompok yang diamatinya(observee), observasi
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.
Partisipan penuh
Pengamat menyamakan diri dengan orang yang diobservasi. Dengan
demikian, observer dapat merasakan dan menghayati apa yang dialami oleh observee.
Tidak jarang seorangobserver tinggal bersama dengan kelompok
masyarakat yang diamatinya dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap
sebagai bagian dari masyarakat yang bersangkutan.
b. Observer sebagai
pengamat
Masing-masing pihak, baik observer maupun observee,
menyadari peranannya. Observersebagai pengamat membatasi diri dalam
berpartisipasi sebagai pengamat, dan observe menyadari bahwa
dirinya adalah obyek pengamatan.Oleh karenaitu, observermembatasi
aktivitasnya dalam kelompok observee.
c. Observer sebagai
partisipan
Observer hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam
“penelitian”nya.
d.
Pengamat sempurna (complete observer)
Observer hanya mejadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati.
Persoalan-persoalan
yang perlu diperhatikan pada pengamatan, terutama karena metode ini sangat
mengandalkan “penglihatan” (mata) dan “pendengaran” (telinga).Dari kedua alat
indera itu, mata punya peranan yang lebih dominan.Oleh karena itu, perlu
disadari keterbatasan dari alat penglihatan ini.
a. Harus
dipercaya bahwa alat penglihatannya baik dan dapat menangkap fakta dengan
benar.
b. Penglihatan
orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, misalnya tidak mampu melihat jarak
yang jauh, atau terjadi bias penglihatan;
c. Berusaha
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut
3. Pedoman Observasi
Agar data
yang dikumpulkan melalui observasi ini dapat dicatat dengan sebaik-baiknya,
maka diperlukan pedoman observasi. Bentuk-bentuk pedoman observasi antara lain:
(1) daftar cek (checklist); (2) skala penilaian (rating scale);
(3) catatan anekdot (anecdotal records); (4) alat-alat mekanik (mechanical
devices). Pedoman observasi ini dibuat sedemikian jelas dan detil sehingga
mempermudah bagi siapa pun yang memakai. Untuk keperluan memahami individu,
pedoman ini akan dipakai oleh wali kelas, guru-guru, konselor, dan personil
sekolah yang lain.
a. Daftar Cek (checklist)
Daftar
cek adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek yang mungkin
terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu yang sedang
diamati. Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar
sehingga pada waktu observasi, observer (pengamat) tinggal membubuhkan tanda
cek terhadap ada atau tidak adanya aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian
bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi. Daftar cek ini dapat
digunakan untuk mengobservasi individu atau kelompok individu.
Gejala-gejala
perilaku atau tingkah laku seseorang yang dapat diobservasi dengan teknik ini
antara lain: kebiasaan belajar, aktivitas belajar dan bekerja, kepemimpinan dan
kerjasama, pergaulan, dan topik lain yang relevan dengan kegiatan akademik dan
nonakademik dalam kehidupan sekolah.
b. Skala Penilaian (rating
scale)
Skala
penilaian sangat erat hubungannya dengan daftar cek.Jika daftar cek untuk
memberikan cek ada atau tidaknya gejala atau sifat yang diobservasi, maka pada
skala penilaian didapatkan adanya tingkatan-tingkatan. Dengan kata lain, skala
penilaian merupakan alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk
menjelaskan, menggolongkan, dan menilai individu atau situasi. Dalam skala
penilaian, aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala.
Skala
penilaian pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah
laku atau sifat yang harus dicatat secara bertingkat sehingga observer hanya
memberikan tanda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu
muncul. Berdasarkan pada alternatif skala yang dipakai untuk menilai dan
menggo-longkan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan
grafis. Skala penilaian deskriptif adalah suatu alat observasi yang
digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau
situasi dalam mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk kata-kata.Skala
penilaian grafis adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati
gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi di mana alternatif
skalanya dijabarkan dalam bentuk grafis (garis).
c. Catatan Anekdot (anecdotal
records)
Catatan
anekdot biasa juga dikenal dengan catatan berkala.Dalam catatan berkala,
observer tidak mencatat kejadian-kejadian yang luar biasa, melainkan mencatat
kejadian pada waktu-waktu yang tertentu.Apa yang dilakukan oleh observer adalah
mengadakan observasi atas cara anak bertindak dalam jangka waktu yang tertentu
dan kemudian observer memberikan
kesan umum yang ditangkapnya. Setelah itu, observer
menghentikan observasi untuk kemudian melakukan observasi dengan cara yang sama
pada waktu lain seperti waktu-waktu sebelumnya. Catatan berkala dilakukan
terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi yang melukiskan
perilaku dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan
objektif.
d. Alat-alat Mekanik (mechanical
devices)
Dengan
adanya kemajuan di bidang teknik maka observer
dapat menggunakan alat-alat yang lebih baik di dalam melakukan observasi,
misalnya dengan foto-foto/ slide, tape recorder, dan
sebagainya.
B. ANGKET
Teknik pengumpul
data ini dapat juga dipandang sebagai “wawancara tertulis”, dengan beberapa
perbedaan.Pada angket, yang disebut juga kuesioner (questionnaire),
responden dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis.Teknik ini praktis
dipakai untuk menjaring informasi atau keterangan bagi sejumlah besar responden
dalam waktu yang singkat.Angket bersifat kooperatif. Maksudnya, responden
diharapkan bekerja sama untuk menyisihkan waktu dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tertulis, sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan.
Karena itulah, perlu diusahakan adanya motivasi yang kuat. Motivasi ini harus
dapat mengarahkan perhatian, menimbulkan simpati, keinginan bekerja sama
(membantu), dan kesadaran akan pentingnya jawaban yang jujur. Angket dapat
mengungkap gejala-gejala yang tidak dapat diperoleh dengan jalan observasi,
misalnya seperti: harapan, pendapat, prasangka, sikap dan sebagainya.
Sebagai
teknik pengumpul data, angket dibedakan berdasarkan: (1) subyek atau responden,
meliputi: angket langsung dan tidak langsung; (2) menurut jenis pertanyaan,
meliputi: pertanyaan terbuka, tertutup, fakta, dan pendapat. Dapat pula
dibedakan menurut bentuk isiannya, meliputi: bentuk isian terbuka, isian
singkat, jawaban tabuler, berskala, berderajat, cek, kategorikal, pilihan
benar-salah, dan jawaban ganda.
Adapun
sasaran pengumpulan data dengan teknik ini adalah siswa sebagai sumber data
langsung dan orang lain yang memberikan keterangan mengenai siswa, sebagai
sumber data tidak langsung.
1. Pengertian Angket
Angket
atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis
pula.Pertanyaan/pernyataan dalam angket tergantung pada maksud serta tujuan
yang ingin dicapai.Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk
pertanyaan yang ada dalam angket itu.
Pada umumnya di dalam angket
itu kita dapati dua bagian pokok, yaitu:
a.Bagian
yang mengandung data identitas, dan
b.Bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya
Bagian
yang mengandung data identitas merupakan bagian yang mengandung data tentang
keadaan diri orang atau anak yang diberi angket tersebut, misalnya nama,
tanggal lahir, jenis kelamin, bangsa, agama, dsb.
Bagian
yang mengandung pertanyaan fakta atau opini ialah bagian yang mengandunng
pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan fakta atau opini.
Serangkaian
pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui angket dapat berupa:
pertanyaan fakta, mencakup: umur, pendidikan, agama, alamat, nama, kelas;
pertanyaan tentang pendapat dan sikap, mencakup perasaan dan sikap responden
tentang sesuatu; pertanyaan tentang informasi, mencakup apa yang diketahui oleh
responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya; dan pertanyaan tentang
persepsi diri, mencakup penilaian responden terhadap perilakunya sendiri dalam
hubungannya dengan orang lain.
Untuk
keperluan di sekolah, angket disiapkan untuk membantu para guru agar dapat
memahami siswa lebih mendalam.
2. Kelebihan dan Keterbatasan
Teknik Angket
Pengumpulan
data dengan teknik angket memiliki kelebihan dan keterbatasan.Kelebihan angket
sebagai instrumen pengumpul data.
1. Teknik angket lebih efisien
bila ditinjau dari pembiayaan dan jumlah responden karena dapat mengumpulkan
data dalam jumlah responden yang besar dalam waktu yang singkat.
2. Dapat mengungkap data yang
memerlukan perkembangan dan pemikiran, dan bukan jawaban spontan. Setiap
jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena tidak terikat oleh
cepatnya waktu yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan
sebagaimana dalam wawancara.
3. Dapat mengungkap keterangan
yang mungkin bersifat pribadi dan tidak akan diberikan secara langsung. Dalam
menjawab pertanyaan melalui angket, responden dapat lebih leluasa karena
tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara peneliti dan responden.
4. Data yang dikumpulkan dapat
lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden
sama.
Sedangkan
keterbatasan angket sebagai instrumen pengumpul data adalah sebagai berikut.
1. Tidak akan dapat menjaring data
yang sebenarnya jika petunjuk pengisian tidak jelas.
2. Tidak dapat diketahui dengan
pasti bahwa responden sungguh-sungguh dalam mengisi angket. Sering terjadi
angket juga diisi oleh orang lain (bukan responden yang sebenarnya), karena
dilakukan tidak secara langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden.
3. Tidak dapat ditambah keterangan
yang dapat diperoleh lewat observasi; dan angket diberikan terbatas kepada orang
yang melek huruf.
4. Jenis-jenis Angket
Ada
pelbagai macam angket. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:
Dilihat dari sumber datanya,
angket dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Angket
Langsung
yaitu apabila angket tersebut langsung diberikan kepada orang yang
dimintai pendapat atau jawabannya atau responden yang ingin diselidiki. Jadi,
kita mendapatkan data dari sumber pertama (first resource), tanpa
menggunakan perantara untuk memperoleh jawaban. Misalnya: angket siswa.
b. Angket
Tidak Langsung
yaitu apabila angket disampaikan kepada orang lain yang
dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Jenis angket ini membutuhkan
perantara untuk mendapatkan data sehingga jawaban yang diperoleh tidak dari
sumber pertama Misalnya: angket orangtua tentang anaknya, angket guru tentang
siswanya, dan lain-lain.
Dilihat
dari strukturnya, angket dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Angket berstruktur
ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya
yang jelas, singkat, dan konkret
b. Angket tidak berstruktur
ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bebas dan uraian yang panjang lebar dari responden.
Berdasarkan jenis
pertanyaannya, angket dibedakan sebagai berikut.
a. Pertanyaan terbuka (open questions)
yaitu angket yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
responden untuk memberikan jawaban atau tanggapannya. Biasanya jenis angket ini
digunakan apabila ingin mendapatkan opini.
b. Pertanyaan tertutup (closed questions)
yaitu pertanyaan-pertanyaan yang membuat responden tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan di dalam angket itu. Jadi, jawabannya
terikat.Responden tidak dapat memberikan jawaban secara bebas seperti yang
mungkin dikehendaki oleh responden. Biasanya jika masalah yang hendak dicari
jawabannya sudah jelas maka orang akan menggunakan jenis angket ini.
c. Kombinasi terbuka dan tertutup (open and closed
questionaire)
yaitu jika jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul
pertanyaan terbuka.
4. Langkah-langkah
penyelenggaraan angket
Didalam
menyelenggarakan pengumpulan data dengan angket terdapat tiga tahap yang lazim
ditempuh, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.
Tahap
pertama, persiapan penyusunan angket meliputi langkah: memerinci
variabel-variabel yang akan diukur, menetapkan model jawaban, dan menyusun
angket. Tahap kedua, pelaksanaan, meliputi: menyiapkan format angket dan lembar
jawaban jika diperlukan, melancarkan angket kepada sejumlah banyak responden
yang dituju, dan membacakan petunjuk pengisian. Tahap ketiga, analisis hasil,
meliputi: memberikan kode pada pertanyaan-pertanyaan tertentu jika akan
dianalisis lebih lanjut atau lebih dikenal dengan penyekoran jawaban,
pengelompokkan setiap variabel, serta kesimpulan dan
penginterpretasian. Selanjutnya diuraikan tahap-tahap penyelenggaraan
angket satu persatu.
a.
Tahap persiapan
Langkah
pertama yang dilakukan dalam penyusunan angket ialah memerinci atau menjabarkan variabel-variabel
yang akan diukur. Contohnya dalam angket siswa variabel-variabelnya
meliputi: riwayat pendidikan atau sekolah, harapan-harapan, cita-cita,
kebiasaan belajar, hobi, aktivitas di luar sekolah atau keorganisasian, keadaan
keluarga, dan lingkungan tempat tinggal.
Langkah
kedua menetapkan model jawaban,
yang ditentukan oleh bentuk jawaban yang dikehendaki dari variabel angket
tertentu.Seperti jawaban uraian singkat, jawaban kategorikal, jawaban
berskala, jawaban tabuler, jawaban dengan cek atau pilihan gAnda.Pada tahap ini
perlu dipertimbangkan juga kelebihan dan kelemahan masing-masing model jawaban.
Langkah menyusun angketyang perlu
memperhatikan komponen-komponen: pengantar, petunjuk pengisian, butir-butir
pertanyaan, dan penutup.
a.
Pengantar
Maksud utama dari pengantar
ialah mengadakan pendekatan terhadap responden agar bersedia memberikan
keterangan yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengantar perlu dirumuskan dengan
baik, yang memuat tentang: tujuan angket secara jelas dan diplomatis serta
harapan kerjasama, dan menunjukkan ketegasan tentang jaminan kerahasiaan
informasi yang diberikan siswa.
b.
Petunjuk pengisian
Petunjuk pengisian angket harus
dirancang dengan baik dan jelas sebab akan mempermudah responden dalam mengisi
setiap butir pertanyaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam petunjuk angket
adalah: petunjuk pengisian angket hendaknya dirumuskan dengan bahasa yang
sederhana, singkat dan mudah dimengerti, petunjuk memuat tentang cara mengisi
angket, misal: jawaban dengan melingkari, memberi tanda silang, memberi tAnda
cek, diisi dengan jawaban bebas atau isian singkat, dan dimana mengisinya.
c.
Penyusunan butir pertanyaan
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam menyusun butir
pertanyaan adalah susunan kalimat hendaknya sederhana dan jelas, gunakan
kata-kata yang tidak mempunyai arti gAnda, pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan responden, hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif, pertanyaan
jangan bersifat memaksa untuk dijawab, pertanyaan jangan menuntut siswa/
responden untuk berpikir terlalu berat, gunakan kata-kata yang netral,
hindarkan kata-kata yang tidak berguna atau tidak perlu.
d.
Penutup
Bagian
ini berisi ucapan terima kasih kepada responden atau siswa karena dedikasinya dalam bekerjasama untuk
kepentingan bimbingan.
b.
Tahap Pelaksanaan
Pada
tahap ini kita mempersiapkan instrumen angket beserta lembar jawaban yang
diperlukan.Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi siswa/
responden.Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek jumlah
siswa/responden yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.
c.
Tahap Analisis Hasil
Pada
tahap ini terlebih dahulu dilakukan penyekoran terhadap jawaban
responden.Penyekoran ini dibedakan atas penyekoran terhadap
pertanyaan-pertanyaan tertutup atau berstruktur dengan model jawaban yang sudah
tersedia dan terbatas, serta penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka
atau tidak berstruktur yang memerlukan jawaban uraian bebas.Kemudian,
mengelompokkan jawaban responden atas variabel-variabel yang diukur.
Selanjutnya, akan diperoleh gambaran menyeluruh tentang responden. Adapun untuk
keperluan penginterpre-tasian data hasil analisis angket ini harus pula
dikaitkan dengan hasil analisis data dengan teknik lain, misalnya: teknik
observasi, wawancara, dsb.
BAB II PENUTUP
Teknik
nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa
dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan
data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar
siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya
mengenai diri siswa, dan lainnya. Teknik non tes yang akan kita bahas
bersama dalam unit 4 ini adalah: observasi, angket, wawancara, dan sosiometri.
Namun dalam makalah ini hanya akan membahas 2 macam teknik non tes yaitu observasi
dan angket saja.
Observasi
atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau
informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak
langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh
data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa
yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya.
Angket
atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis
pula.Pertanyaan/pernyataan dalam angket tergantung pada maksud serta tujuan
yang ingin dicapai.Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk
pertanyaan yang ada dalam angket itu.
Pada umumnya di dalam angket
itu kita dapati dua bagian pokok, yaitu:
a.Bagian
yang mengandung data identitas, dan
b.Bagian yang mengandung
pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya
DAFTAR PUSTAKA
Gulo,W.2005.
Metodologi Penelitian.
Jakarta: Gramedia.
Hidayah, N. 1998. Pemahaman Individu: Teknik
nontes. Malang: IKIP Malang.
Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:RemajaRosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar