- See more at: http://waisarifin.blogspot.co.id/2012/11/cara-membuat-efek-daun-musim-gugur-di.html#sthash.Ag7uoFdO.dpuf
Welcome to my blog. Enjoy your journey

Sabtu, 04 Juni 2016

“TEKNIK NON TES (OBSERVASI DAN ANGKET) UNTUK MEMAHAMI PESERTA DIDIK”

MAKALAH
“TEKNIK NON TES (OBSERVASI DAN ANGKET) UNTUK MEMAHAMI PESERTA DIDIK”
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik Yang Dibimbing Oleh Ibu Dra. Rahayu ,M.Pd.

Oleh  :
KELOMPOK 7

                             Rinda Amilia P.            (150210204005)
                             Sifa Masruroh              (150210204044)
                             Sinta Dwi L.                  (150210204045)
                             Ajeng Ernanda A.        (150210204065)
                             Andika Dian Pratama  (150210204077)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT . Karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “TEKNIK NON TES (OBSERVASI DAN ANGKET) UNTUK MEMAHAMI PESERTA DIDIK” dengan baik dan tepat sesuai jadwal yang ditentukan.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Dra. Rahayu ,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Atas bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tentunya untuk memahami Teknik-teknik Non Tes yang digunakan dalam memahami peserta didik dalam proses pembelajaran. Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, namun kami selalu berusaha untuk selalu meningkatkan pengetahuan kami agar dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi.
Demikian semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya.




                                                                                                Jember, 15 Maret 2016


                                                                                                            Penyusun



PEMBAHASAN

Setiap peserta didik, aktif dan berkembang menurut polanya sendiri-sendiri karena setiap mereka mempunyai perbedaan-perbedaan yang sangat pribadi yang disebut sebagai individual defferences.Pengenalan dan pemahaman individu akan menjadi kunci keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sebab dengan mengenali dan memahami peserta didik, seorang pendidik akan mampu menentukan cara atau metode yang akan dipilih sesuai dengan karakteristik individu peserta didik. Pengenalan dan pemahaman yang baik terhadap peserta didik ini pada ujungnya akan membantu para peserta didik agar dapat berkembang secara optimal dalam proses pendidikannya. Usaha pengenalan dan pemahaman terhadap individu peserta didik dilakukan dengan melakukan pengumpulan data/keterangan yang selengkap – lengkapnya mengenai peserta didik dan lingkungannya
Pada dasarnya teknik pengenalan dan pemahaman individu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: teknik tes dan teknik nontes. Pada bagian ini, kita hanya akan membahas tentang teknik nontes sebagai teknik mengenal dan memahami individu.
Teknik nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri siswa, dan lainnya. Teknik nontes yang akan kita bahas bersama dalam unit 4 ini adalah: observasi, angket, wawancara, dan sosiometri. Namun dalam makalah ini hanya akan membahas 2 macam teknik non tes yaitu observasi dan angket saja.
A. OBSERVASI
Pemahaman terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai teknik pengumpulan data.Salah satunya adalah teknik observasi/pengamatan.Observasi merupakan teknik yang sederhana dan tidak menuntut keahlian yang luar biasa untuk dapat melakukannya.Teknik ini dapat dilakukan secara terencana atau pun insidental. Observasi yang terencana, dipersiapkan secara sistematis baik mengenai waktu, tujuan, alat maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Observasi insidental dilakukan sewaktu-waktu bilamana terjadi sesuatu yang menarik. Proses observasi atau pengamatan ini memerlukan kecermatan sehingga diperoleh data tingkah laku yang objektif.
1. Pengertian Observasi
Observasi atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Gulo (2005) mengatakan bahwa pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan.
2. Jenis Teknik Observasi
Pada intinya pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dilakukan dengan melihat, mendengarkan, merasakan, dan kemudian mencatat. Menurut cara dan tujuannya, observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam.
1.   Observasi partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat) dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diobservasi(observee).
2.  Observasi sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih dahulu aspek-aspek yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat yang dipakai.
3.   Observasi eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.
Berdasarkan hubungan observer (pengamat) dengan kelompok yang diamatinya(observee), observasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.


a.   Partisipan penuh
Pengamat menyamakan diri dengan orang yang diobservasi. Dengan demikian, observer dapat merasakan dan menghayati apa yang dialami oleh observee. Tidak jarang seorangobserver tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang bersangkutan.
b. Observer sebagai pengamat
Masing-masing pihak, baik observer maupun observee, menyadari peranannya. Observersebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi sebagai pengamat, dan observe menyadari bahwa dirinya adalah obyek pengamatan.Oleh karenaitu, observermembatasi aktivitasnya dalam kelompok observee.
c. Observer sebagai partisipan
Observer hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam “penelitian”nya.
d. Pengamat sempurna (complete observer)
Observer hanya mejadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati.

Persoalan-persoalan yang perlu diperhatikan pada pengamatan, terutama karena metode ini sangat mengandalkan “penglihatan” (mata) dan “pendengaran” (telinga).Dari kedua alat indera itu, mata punya peranan yang lebih dominan.Oleh karena itu, perlu disadari keterbatasan dari alat penglihatan ini.
a.   Harus dipercaya bahwa alat penglihatannya baik dan dapat menangkap fakta dengan benar.
b.   Penglihatan orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, misalnya tidak mampu melihat jarak yang jauh, atau terjadi bias penglihatan;
c.   Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut


3. Pedoman Observasi
Agar data yang dikumpulkan melalui observasi ini dapat dicatat dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan pedoman observasi. Bentuk-bentuk pedoman observasi antara lain: (1) daftar cek (checklist); (2) skala penilaian (rating scale); (3) catatan anekdot (anecdotal records); (4) alat-alat mekanik (mechanical devices). Pedoman observasi ini dibuat sedemikian jelas dan detil sehingga mempermudah bagi siapa pun yang memakai. Untuk keperluan memahami individu, pedoman ini akan dipakai oleh wali kelas, guru-guru, konselor, dan personil sekolah yang lain.

a. Daftar Cek (checklist)
Daftar cek adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu yang sedang diamati. Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar sehingga pada waktu observasi, observer (pengamat) tinggal membubuhkan tanda cek terhadap ada atau tidak adanya aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi. Daftar cek ini dapat digunakan untuk mengobservasi individu atau kelompok individu.
Gejala-gejala perilaku atau tingkah laku seseorang yang dapat diobservasi dengan teknik ini antara lain: kebiasaan belajar, aktivitas belajar dan bekerja, kepemimpinan dan kerjasama, pergaulan, dan topik lain yang relevan dengan kegiatan akademik dan nonakademik dalam kehidupan sekolah.

b. Skala Penilaian (rating scale)
Skala penilaian sangat erat hubungannya dengan daftar cek.Jika daftar cek untuk memberikan cek ada atau tidaknya gejala atau sifat yang diobservasi, maka pada skala penilaian didapatkan adanya tingkatan-tingkatan. Dengan kata lain, skala penilaian merupakan alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, dan menilai individu atau situasi. Dalam skala penilaian, aspek yang diobservasi dijabarkan dalam bentuk skala.
Skala penilaian pada umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatat secara bertingkat sehingga observer hanya memberikan tanda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul. Berdasarkan pada alternatif skala yang dipakai untuk menilai dan menggo-longkan gejala perilaku individu atau situasi, maka skala penilaian dapat dibedakan menjadi tiga bentuk: kuantitatif, deskriptif, dan grafis. Skala penilaian deskriptif adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi dalam mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk kata-kata.Skala penilaian grafis adalah suatu alat observasi yang digunakan untuk mengamati gejala atau ciri-ciri tingkah laku individu atau situasi di mana alternatif skalanya dijabarkan dalam bentuk grafis (garis).

c. Catatan Anekdot (anecdotal records)
Catatan anekdot biasa juga dikenal dengan catatan berkala.Dalam catatan berkala, observer tidak mencatat kejadian-kejadian yang luar biasa, melainkan mencatat kejadian pada waktu-waktu yang tertentu.Apa yang dilakukan oleh observer adalah mengadakan observasi atas cara anak bertindak dalam jangka waktu yang tertentu dan kemudian observer memberikan kesan umum yang ditangkapnya. Setelah itu, observer menghentikan observasi untuk kemudian melakukan observasi dengan cara yang sama pada waktu lain seperti waktu-waktu sebelumnya. Catatan berkala dilakukan terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi yang melukiskan perilaku dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan objektif.

d. Alat-alat Mekanik (mechanical devices)
Dengan adanya kemajuan di bidang teknik maka observer dapat menggunakan alat-alat yang lebih baik di dalam melakukan observasi, misalnya dengan foto-foto/ slidetape recorder, dan sebagainya.


B. ANGKET
Teknik pengumpul data ini dapat juga dipandang sebagai “wawancara tertulis”, dengan beberapa perbedaan.Pada angket, yang disebut juga kuesioner (questionnaire), responden dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis.Teknik ini praktis dipakai untuk menjaring informasi atau keterangan bagi sejumlah besar responden dalam waktu yang singkat.Angket bersifat kooperatif. Maksudnya, responden diharapkan bekerja sama untuk menyisihkan waktu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis, sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Karena itulah, perlu diusahakan adanya motivasi yang kuat. Motivasi ini harus dapat mengarahkan perhatian, menimbulkan simpati, keinginan bekerja sama (membantu), dan kesadaran akan pentingnya jawaban yang jujur. Angket dapat mengungkap gejala-gejala yang tidak dapat diperoleh dengan jalan observasi, misalnya seperti: harapan, pendapat, prasangka, sikap dan sebagainya.
 Sebagai teknik pengumpul data, angket dibedakan berdasarkan: (1) subyek atau responden, meliputi: angket langsung dan tidak langsung; (2) menurut jenis pertanyaan, meliputi: pertanyaan terbuka, tertutup, fakta, dan pendapat. Dapat pula dibedakan menurut bentuk isiannya, meliputi: bentuk isian terbuka, isian singkat, jawaban tabuler, berskala, berderajat, cek, kategorikal, pilihan benar-salah, dan jawaban ganda.
Adapun sasaran pengumpulan data dengan teknik ini adalah siswa sebagai sumber data langsung dan orang lain yang memberikan keterangan mengenai siswa, sebagai sumber data tidak langsung.

1. Pengertian Angket
Angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.Pertanyaan/pernyataan dalam angket tergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai.Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada dalam angket itu.

Pada umumnya di dalam angket itu kita dapati dua bagian pokok, yaitu:
a.Bagian yang mengandung data identitas, dan
b.Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya
Bagian yang mengandung data identitas merupakan bagian yang mengandung data tentang keadaan diri orang atau anak yang diberi angket tersebut, misalnya nama, tanggal lahir, jenis kelamin, bangsa, agama, dsb.
Bagian yang mengandung pertanyaan fakta atau opini ialah bagian yang mengandunng pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan fakta atau opini.
Serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden melalui angket dapat berupa: pertanyaan fakta, mencakup: umur, pendidikan, agama, alamat, nama, kelas; pertanyaan tentang pendapat dan sikap, mencakup perasaan dan sikap responden tentang sesuatu; pertanyaan tentang informasi, mencakup apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya; dan pertanyaan tentang persepsi diri, mencakup penilaian responden terhadap perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Untuk keperluan di sekolah, angket disiapkan untuk membantu para guru agar dapat memahami siswa lebih mendalam.
2. Kelebihan dan Keterbatasan Teknik Angket
Pengumpulan data dengan teknik angket memiliki kelebihan dan keterbatasan.Kelebihan angket sebagai instrumen pengumpul data.
1.    Teknik angket lebih efisien bila ditinjau dari pembiayaan dan jumlah responden karena dapat mengumpulkan data dalam jumlah responden yang besar dalam waktu yang singkat.
2.    Dapat mengungkap data yang memerlukan perkembangan dan pemikiran, dan bukan jawaban spontan. Setiap jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.
3.    Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat pribadi dan tidak akan diberikan secara langsung. Dalam menjawab pertanyaan melalui angket, responden dapat lebih leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara peneliti dan responden.
4.    Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden sama.
Sedangkan keterbatasan angket sebagai instrumen pengumpul data adalah sebagai berikut.
1.    Tidak akan dapat menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk pengisian tidak jelas.
2.    Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh dalam mengisi angket. Sering terjadi angket juga diisi oleh orang lain (bukan responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden.
3.    Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat observasi; dan  angket diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf.

4. Jenis-jenis Angket
Ada pelbagai macam angket. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu:
Dilihat dari sumber datanya, angket dapat dibedakan sebagai berikut:
a.    Angket Langsung
yaitu apabila angket tersebut langsung diberikan kepada orang yang dimintai pendapat atau jawabannya atau responden yang ingin diselidiki. Jadi, kita mendapatkan data dari sumber pertama (first resource), tanpa menggunakan perantara untuk memperoleh jawaban. Misalnya: angket siswa.
b.    Angket Tidak Langsung
 yaitu apabila angket disampaikan kepada orang lain yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Jenis angket ini membutuhkan perantara untuk mendapatkan data sehingga jawaban yang diperoleh tidak dari sumber pertama Misalnya: angket orangtua tentang anaknya, angket guru tentang siswanya, dan lain-lain.
Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Angket berstruktur
ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya yang jelas, singkat, dan konkret
b. Angket tidak berstruktur
ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bebas dan uraian yang panjang lebar dari responden.

Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket dibedakan sebagai berikut.
a. Pertanyaan terbuka (open questions)
yaitu angket yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada responden untuk memberikan jawaban atau tanggapannya. Biasanya jenis angket ini digunakan apabila ingin mendapatkan opini.

b. Pertanyaan tertutup (closed questions)
yaitu pertanyaan-pertanyaan yang membuat responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan di dalam angket itu. Jadi, jawabannya terikat.Responden tidak dapat memberikan jawaban secara bebas seperti yang mungkin dikehendaki oleh responden. Biasanya jika masalah yang hendak dicari jawabannya sudah jelas maka orang akan menggunakan jenis angket ini.
c. Kombinasi terbuka dan tertutup (open and closed questionaire)
yaitu jika jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
4. Langkah-langkah penyelenggaraan angket
Didalam menyelenggarakan pengumpulan data dengan angket terdapat tiga tahap yang lazim ditempuh, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis hasil.
Tahap pertama, persiapan penyusunan angket meliputi langkah: memerinci variabel-variabel yang akan diukur, menetapkan model jawaban, dan menyusun angket. Tahap kedua, pelaksanaan, meliputi: menyiapkan format angket dan lembar jawaban jika diperlukan, melancarkan angket kepada sejumlah banyak responden yang dituju, dan membacakan petunjuk pengisian. Tahap ketiga, analisis hasil, meliputi: memberikan kode pada pertanyaan-pertanyaan tertentu jika akan dianalisis lebih lanjut atau lebih dikenal dengan penyekoran jawaban, pengelompokkan setiap variabel, serta kesimpulan dan penginterpretasian. Selanjutnya diuraikan tahap-tahap penyelenggaraan angket satu persatu.
a. Tahap persiapan
Langkah pertama yang dilakukan dalam penyusunan angket ialah memerinci atau menjabarkan variabel-variabel yang akan diukur. Contohnya dalam angket siswa variabel-variabelnya meliputi: riwayat pendidikan atau sekolah, harapan-harapan, cita-cita, kebiasaan belajar, hobi, aktivitas di luar sekolah atau keorganisasian, keadaan keluarga, dan lingkungan tempat tinggal.
Langkah kedua menetapkan model jawaban, yang ditentukan oleh bentuk jawaban yang dikehendaki dari variabel angket tertentu.Seperti jawaban uraian singkat, jawaban kategorikal, jawaban berskala, jawaban tabuler, jawaban dengan cek atau pilihan gAnda.Pada tahap ini perlu dipertimbangkan juga kelebihan dan kelemahan masing-masing model jawaban.
Langkah menyusun angketyang perlu memperhatikan komponen-komponen: pengantar, petunjuk pengisian, butir-butir pertanyaan, dan penutup.
a.       Pengantar
Maksud utama dari pengantar ialah mengadakan pendekatan terhadap responden agar bersedia memberikan keterangan yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengantar perlu dirumuskan dengan baik, yang memuat tentang: tujuan angket secara jelas dan diplomatis serta harapan kerjasama, dan menunjukkan ketegasan tentang jaminan kerahasiaan informasi yang diberikan siswa.
b.      Petunjuk pengisian
Petunjuk pengisian angket harus dirancang dengan baik dan jelas sebab akan mempermudah responden dalam mengisi setiap butir pertanyaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam petunjuk angket adalah: petunjuk pengisian angket hendaknya dirumuskan dengan bahasa yang sederhana, singkat dan mudah dimengerti, petunjuk memuat tentang cara mengisi angket, misal: jawaban dengan melingkari, memberi tanda silang, memberi tAnda cek, diisi dengan jawaban bebas atau isian singkat, dan dimana mengisinya.
c.      Penyusunan butir pertanyaan
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam menyusun butir pertanyaan adalah susunan kalimat hendaknya sederhana dan jelas, gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti gAnda, pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan responden, hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif, pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab, pertanyaan jangan menuntut siswa/ responden untuk berpikir terlalu berat, gunakan kata-kata yang netral, hindarkan kata-kata yang tidak berguna atau tidak perlu.
d.     Penutup
Bagian ini berisi ucapan terima kasih kepada responden atau siswa karena dedikasinya dalam bekerjasama untuk kepentingan      bimbingan.

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kita mempersiapkan instrumen angket beserta lembar jawaban yang diperlukan.Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi siswa/ responden.Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek jumlah siswa/responden yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.



c. Tahap Analisis Hasil
Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden.Penyekoran ini dibedakan atas penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan tertutup atau berstruktur dengan model jawaban yang sudah tersedia dan terbatas, serta penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur yang memerlukan jawaban uraian bebas.Kemudian, mengelompokkan jawaban responden atas variabel-variabel yang diukur. Selanjutnya, akan diperoleh gambaran menyeluruh tentang responden. Adapun untuk keperluan penginterpre-tasian data hasil analisis angket ini harus pula dikaitkan dengan hasil analisis data dengan teknik lain, misalnya: teknik observasi, wawancara, dsb.























BAB II PENUTUP
Teknik nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri siswa, dan lainnya. Teknik non tes yang akan kita bahas bersama dalam unit 4 ini adalah: observasi, angket, wawancara, dan sosiometri. Namun dalam makalah ini hanya akan membahas 2 macam teknik non tes yaitu observasi dan angket saja.
Observasi atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya.
Angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.Pertanyaan/pernyataan dalam angket tergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai.Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada dalam angket itu.

Pada umumnya di dalam angket itu kita dapati dua bagian pokok, yaitu:
a.Bagian yang mengandung data identitas, dan
b.Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin diperoleh jawabannya






DAFTAR PUSTAKA

Gulo,W.2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Hidayah, N. 1998. Pemahaman Individu: Teknik nontes. Malang: IKIP Malang. Moleong, L.J.      2002.   Metodologi            Penelitian        Kualitatif. Bandung:RemajaRosdakarya.




0 komentar:

Posting Komentar