- See more at: http://waisarifin.blogspot.co.id/2012/11/cara-membuat-efek-daun-musim-gugur-di.html#sthash.Ag7uoFdO.dpuf
Welcome to my blog. Enjoy your journey

Senin, 06 Juni 2016

Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Membaca

Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan
Fokus Membaca

1.     Keterpaduan Keterampilan Menyimak dan Berbicara dengan Fokus Membaca
A.    Proses Membaca
Jhonston dalam Mikuleckyn(1990:2) mengemukakan bahwa membaca adalah sebuah perilaku yang kompleks karena melibatkan berbagai strategi untuk membangun makna yang diduga dimaksudkan penulis.     
Untuk membangun model makna digunakan 2 metode pemrosesan informasi, yaitu :
1. Top down
2. Bottom Up
Keterampilan membaca atas jenis – jenis keterampilan yang lebih kecil, antara lain :
1. Kemampuan melakukan decoding secara otomatis
2. Kemampuan melakukan previewing (aktivitas membaca) dan predicting (memprediksi).
3. Kemampuan menentukan tujuan secara spesifik dalam membaca.
4. Kemampuan mengidentifikasi genre tulisan sehingga dapat memprediksi bentuk dan kemungkinan isi bahan bacaan.
5. Kemampuan mengajukan pertanyaan terhadap isi bacaan sehingga pembaca dapat melakukan dialog dalam hati dengan penulis selama membaca.
6. Kemampuan melakukan  scanning.
7. Kemampuan mengenal topik yang disajikan dalam teks.
8. Kemampuan menentukan ide pokok dan ide – ide penunjang (details)
9. Kemampuan menentukan letak kalimat topik (kalimat utama)
10. Kemampuan menentukan ide pokok sebuah kalimat dan paragraf.
11. Kemampuan menentukan bentuk – bentuk hubungan antaride dalam keseluruhan teks.
12. Kemampuan mengidentifikasi dan menggunakan kata – kata yang menandai relasi – relasi antara unsur – unsur teks.
13. Kemampuan menarik kesimpulan mengenai ide pokok berdasarkan penggunaan bentuk – bentuk bahasa dan petunjuk – petunjuk lain.
14. Kemampuan dan menggunakan unsur – unsur kata ganti (pronouns), kata – kata penunjuk (referens), dan unsur leksikal lainnya sebagai penanda kohesi.
15. Kemampuan menebak arti kata – kata yang masih asing bagi pembaca melalui konteks.
16. Kemampuan melakukan skimming.
17. Kemampuan melakukan parafrase.
18. Kemampuan meringkas isi bacaan (summarizing).
19. Kemampuan menarik kesimpulan dengan menggunakan informasi dari beberapa bagian bahan bacaan dan ide –ide tambahan dari pembaca sendiri.
20. Kemampuan mengemukakan inferensi dengan menggunakan bukti – bukti (evidence).
21. Kemampuan menvisualkan isi bacaan.
22. Kemampuan membaca secara kritis.
23. Kemampuan membaca  dengan kecepatan yang sesuai guna memungkinkan otak memproses masukan (input) yang diperoleh dari bahan bacaan.
24. Kemampuan menggunakan strategi membaca yang tepat, disesuaikan dengan bahan bacaan dan tujuan membaca.





B.     Peranan Keterampilan Menyimak dan Berbicara
1.      Mendengar adalah suatu proses yang pertama kali dalam pembelajaran bahasa
2.      Dalam kaitan menyimak dengan membaca, Tarigan berpendapat bahwa peningkatan penguasaan kosakata melalui menyimak berpengaruh positif terhadap penguasaan dalam membaca.
3.      Sehingga peranan menyimak dan berbicara dalam peningkatan kemampuan membaca sangat besar. Karena proses menyimak akan mempercepat kemampuan dalam berbicara dengan mengajukan pertanyaan.
          Poin terpentingnya, kita dituntut untuk mampu menghubungkan informasi yang diperoleh dari teks dengan kemampuan yang kita miliki pada saat membaca.
C. Guru Sebagai Model dari Membaca
         Mahon dalam Mikulecky (1990:31) menyatakan bahwa Guru adalah unsur penting dalam membaca karena dapat mempengaruhi murid dengan sikapnya. Sehingga guru harus menjadi contoh pembaca yang baik. Guru juga harus menunjukkan dan membuktikan pada murid bahwa guru adalah pecinta buku yang cukup membaca agar murid pun turut semangat dan menyukai kegiatan membaca.
         Mikulecky (1990:149) memberi alasan mengapa guru harus memberi contoh dalam membaca bersuara di dalam kelas, yaitu:
                            1. Murid dapat mendapat contoh membaca yang baik.
                            2. Murid dapat tergerak untuk memilih buku cerita
                            3. Guru dapat mengenalkan bunyi bahasa dengan cara                              membacakan puisi.
                            4. Guru sebagai model dalam membaca bermanfaat dalam                                   mengembangkan ketrampilan berbahasa.



2.     Keterpaduan Keterampilan Menulis dengan Focus Membaca
A.    PreP, Mengembangkan Asosiasi Semantis
       Schulz (Mikulecky 1990:11) PreP à merupakan kegiatan prabaca yang direncanakan dengan maksud untuk menjadikan pembaca sadar terhadap apa yang sudah diketahui mengenai topik yang akan dibacanya dan guna mengaktifkan memori dan harapan – harapan (expectations) mereka terhadap bacaan dapat mempelajari langkah – langkah PreP sebelum membaca secara individual, dan PreP dapat dijadikan sebagai bagian dari aktivitas prabaca.
PreP terdiri atas 3 tahap, yaitu :
1.    Memilih sebuah kunci, frase, atau gambar dari teks, kemudian buat asosiasi – asosiasinya dari kata kunci, frase, atau gambar tersebut.
2.    Mengemukakan alasan – alasan mengenai asosiasi – asosiasi yang telah dibuat.
3.    Mengemukakan asosiasi – asosiasi tambahan isi muncul ketika diskusi berlangsung

B. Formulir Tanggapan Terhadap Buku (Book Response Sheet)
          Cara untuk mengetahui pemahaman tentang isi suatu bacaan buku : Memberi tanggapan / komentar terhadap buku yang sudah dibaca. Komentar dapat ditulis di formulir tanggapan antara lain berisi judul buku, nama pengarang, jenis buku, informasi mengenai tingkat kesulitan, komentar mengenai keunggulan buku, saran untuk teman mengenai manfaat membaca buku tersebut, dan identitas pembaca(pengisi formulir).
            C. Menulis Sinonim dan Hiponim
          Latihan menulis sinonim : Menuliskan kata / kelompok kata lain yang memiliki arti yang sama / mirip disebelahnya.
          Latihan menulis hiponim : Semua kata dalam tiap kelompok memiliki arti yang sama / mirip, tetapi ada kata yang lebih umum dari pada kata lain dalam kelompok itu.



D. Melengkapi Bagian – Bagian Bacaan
          Beberapa variasi latihan yang dapat dikembangkan : Menulis bagian teks yang sengaja dikosongkan / tidak lengkap dengan menggunakan kata yang sesuai yang sudah disediakan dengan bagian teks yang kosong, menulis kata jenis tertentu yang sudah disediakan dari teks.
E. Menulis Ringkasan Bacaan
          Untuk memahami makna sebuah karangan atau buku, pembaca harus dapat memahami tema atau pokok pikiran yang terkandung dalam setiap paragraf. Tema atau pokok pikiran utama ditemukan pada bagian awal, akhir, atau awal dan akhir paragraf atau mungkin tersirat dalam keseluruhan kalimat yang membangun sebuah paragraf. Untuk menulis ringkasan bacaan kita terlebih dahulu mencatat tema atau pokok – pokok pikiran yang terkandung dalam setiap bagian bacaan atau buku. Kemudian, dengan memanfaatkan bahan catatan itu, kita bisa menulis ringkasan isi bacaan atau buku.










3 komentar: